Strategi Komunikasi dengan Penutur Bahasa Asing dalam Interaksi Antarbudaya

KALORI KSBA
6 min readMay 15, 2024

--

Photo: Pinterest

Kehidupan tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti budaya, bahasa, dan juga kepercayaan. Tetapi terkadang, faktor-faktor tersebut dapat menciptakan berbagai macam perbedaan yang dapat menimbulkan banyak hambatan. Hambatan tersebut mencakup perbedaan bahasa, perbedaan nilai, hingga perbedaan pola perilaku. Dikarenakan manusia merupakan makhluk sosial yang perlu melakukan komunikasi guna memenuhi kebutuhan hidupnya, perbedaan bahasa dapat menjadi hambatan paling besar dalam melakukan kegiatan komunikasi. Tolak ukur keberhasilan dalam komunikasi tergantung pada seberapa terhubungnya pemberi pesan dengan penerima pesan. Komunikasi dapat disebut berhasil dan efektif ketika komunikator mampu untuk menyampaikan pesannya secara jelas dan penerima dapat memahami pesannya dengan baik dan benar.

Dalam komunikasi yang dilakukan secara lintas budaya terutama dengan penutur bahasa asing, penting untuk beradaptasi agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Penyesuaian antara individu dari budaya yang berbeda memerlukan lebih banyak adaptasi untuk mengurangi resiko terjadinya kesalahpahaman dalam berkomunikasi, dibandingkan dengan adaptasi antara individu dari budaya yang sama. Maka, adapun salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan strategi komunikasi guna memudahkan interaksi yang dilakukan secara lintas budaya.

Strategi komunikasi merupakan sebuah metode sistematis yang digunakan oleh seorang pembicara untuk menyampaikan makna saat menghadapi suatu kesulitan. Ini juga bisa dilihat sebagai usaha lawan bicara untuk saling berbagi makna melalui kendala dalam sistem antarbahasa, sehingga sebuah strategi komunikasi dapat menjadi alat yang membantu melampaui hambatan dalam komunikasi lintas bahasa yang disebabkan oleh kurangnya kemampuan komunikatif dan menciptakan hubungan yang lebih baik antara individu dengan individu, maupun kelompok dengan kelompok dalam konteks komunikasi berbahasa asing.

Photo: Pinterest

Mengenai dengan hambatan dalam berkomunikasi antar budaya, Larry A. Samovar dan Richard E. Potter dalam bukunya yang berjudul Communication Between Culture mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dalam berkomunikasi antar budaya, antara lain seperti:

  1. Pencarian kesamaan. Dalam komunikasi antarbudaya, seseorang cenderung hanya memilih orang-orang yang ia anggap memiliki kesamaan dengannya. Hal itu yang akan menghambat komunikasi antarbudaya, karena pada dasarnya orang-orang dari budaya yang berbeda cenderung memiliki perbedaan yang lebih besar.
  2. Uncertainty reduction atau sulitnya mendapat informasi yang akurat. Dalam hal ini kesulitan mendapatkan informasi yang akurat tentang orang dari budaya lain yang dihadapi dalam berkomunikasi menjadi penghambat komunikasi antarbudaya.
  3. Keragaman cara dan tujuan berkomunikasi. Tentu saja setiap orang memiliki cara dan tujuan komunikasi yang berbeda-beda, terutama apabila terlibat dalam komunikasi berbeda budaya. Dalam komunikasi antarbudaya, hal ini sangat erat kaitannya dengan pembahasan High-Context Culture (HCC) dan Low-Context Culture (LCC). Kedua budaya ini memiliki perbedaan cara dan tujuan komunikasi yang sangat besar.
  4. Withdrawal. Withdrawal dapat diartikan penarikan diri dari masyarakat. Dalam konteks komunikasi antarbudaya, seseorang yang gagal berkomunikasi antarbudaya akan sangat mungkin untuk menarik diri dari kelompok budaya lain yang sudah ia masuki sebelumnya.
  5. Etnosentrisme. Etnosentrisme merupakan sebuah kecenderungan untuk mengevaluasi nilai, kepercayaan, dan perilaku budaya sendiri sebagai yang lebih baik, lebih logis, lebih wajar, daripada yang diyakini oleh budaya lain. Seorang etnosentris tidak dapat menerima perbedaan budaya, tidak mengakui bahwa setiap budaya memiliki keunikannya masing-masing.
  6. Stereotip. Stereotip adalah penilaian subjektif terhadap suatu kelompok yang didasarkan pada pengalaman seseorang terhadap kelompok atau anggota kelompok tertentu, sehingga penilaian yang diberikan kepada suatu kelompok lain cenderung bersifat negatif.
  7. Prasangka. Prasangka adalah dugaan subjektif terhadap suatu kelompok berdasarkan informasi yang tidak lengkap dan sangat mungkin tidak tepat, bahkan tidak berdasarkan pengalaman nyata. Hal tersebut tentu sangat menghambat proses komunikasi antarbudaya.
Photo: Pinterest

Sebagaimana yang telah disebutkan di atas mengenai hambatan-hambatan yang kerap muncul ketika sebuah komunikasi antar atau lintas budaya, maka, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang penutur bahasa asing yang berperan sebagai penghubung, dalam strategi komunikasi guna menunjang keberhasilan interaksi antarbudaya, hal tersebut meliputi:

  1. Pemahaman budaya

Memahami budaya penutur asli merupakan langkah kunci dalam komunikasi lintas budaya. Ini mencakup pemahaman tentang norma sosial, nilai-nilai, kepercayaan, serta konteks sejarah dan sosial yang membentuk pemikiran dan perilaku mereka. Misalnya, dalam budaya tertentu, kebersamaan dalam percakapan dianggap penting, sementara di budaya lain, kesopanan dalam mengungkapkan pendapat mungkin lebih diutamakan.

2. Keterbukaan dan kesabaran

Menunjukkan keterbukaan terhadap perbedaan budaya dan kesabaran dalam komunikasi sangat penting. Terkadang dapat timbul suatu perbedaan dalam cara berpikir atau mengekspresikan diri yang memerlukan waktu untuk dipahami dan direspon dengan baik.

3. Keterampilan mendengarkan yang aktif

Mendengarkan dengan penuh perhatian dan tanpa prasangka adalah keterampilan yang penting dalam komunikasi lintas budaya. Ini melibatkan fokus pada apa yang dikatakan orang lain, menunjukkan minat pada pembicaraan mereka, dan mengkonfirmasi pemahaman dengan bertanya pertanyaan yang relevan.

4. Sederhanakan bahasa

Menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas dapat membantu memastikan pemahaman yang tepat. Hindari penggunaan kosakata yang rumit atau frasa yang sulit dipahami oleh penutur bahasa asing, terutama jika mereka tidak memiliki tingkat kemahiran bahasa yang tinggi.

5. Gunakan bahasa tubuh

Bahasa tubuh seperti ekspresi wajah, gerakan tangan, dan kontak mata dapat membantu menyampaikan pesan dengan lebih efektif, terutama ketika berkomunikasi dengan penutur bahasa asing yang mungkin memiliki keterbatasan dalam pemahaman bahasa lisan.

6. Periksa pemahaman

Penting untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan dipahami dengan benar dan tepat oleh penerima. Ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan atau meminta penerima untuk mengulangi apa yang telah disampaikan oleh seorang penutur bahasa asing.

7. Hindari asumsi

Mengasumsikan bahwa penutur bahasa asing memiliki pemahaman yang sama tentang budaya atau konteks tertentu dapat menyebabkan kesalahpahaman. Oleh karena itu, lebih baik untuk mengklarifikasi dengan bertanya langsung daripada membuat asumsi yang salah.

8. Hormati perbedaan

Menunjukkan penghargaan terhadap perbedaan budaya dengan tidak menghakimi atau mengecilkan pentingnya budaya atau bahasa mereka. Ini mencakup penghargaan terhadap kepercayaan, tradisi, dan cara hidup yang berbeda.

9. Jadilah fleksibel

Fleksibilitas dalam gaya komunikasi dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik dengan penutur bahasa asing. Ini termasuk kemampuan untuk menyesuaikan kecepatan bicara, volume suara, dan gaya komunikasi sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka.

10. Belajar bahasa dan budaya mereka

Upaya untuk mempelajari bahasa dan budaya penutur asli merupakan tanda penghargaan yang besar dan dapat memperdalam hubungan antara kedua belah pihak. Bahkan hanya mempelajari beberapa frasa atau tradisi sederhana dapat membuat perbedaan besar dalam hubungan interpersonal.

Maka dari itu, dengan menggabungkan strategi-strategi dalam berkomunikasi dengan interaksi antar budaya, serta pemahaman secara jelas mengenai apa saja hambatan-hambatan yang dapat timbul ketika melakukan interaksi antar budaya, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, membangun hubungan yang positif, serta mencegah terjadinya kesalahpahaman yang tidak diperlukan ketika melakukan interaksi antarbudaya.

Photo: freepik

Dalam menciptakan efektivitas interaksi yang dilakukan antar budaya dengan penutur bahasa asing didahului oleh perilaku yang positif. perilaku komunikasi tidak hanya akan terjadi secara sesaat, namun akan terjadi secara terus-menerus sehingga kualitas yang diperlukan dalam interaksi antar budaya dapat berubah dan mengalami kemajuan ke arah yang diharapkan akan menjadi semakin baik. Maka, dapat disimpulkan, bahwa hambatan-hambatan untuk mencapai keberhasilan sebuah strategi komunikasi dengan penutur bahasa asing dalam interaksi antar budaya harus dihindari guna memaksimalkan keberhasilan sebuah strategi komunikasi dengan penutur bahasa asing dalam interaksi antar budaya yang dilakukan. Tak hanya itu, motivasi antar individu yang ada di balik hubungan sosial tak kalah pentingnya, sehingga dapat memberikan atribusi bagi pengembangan hubungan sosial dan kepuasan hubungan interaksi antar budaya tersebut.

Writer : Balqis, Laras, Farah (Public Relation Department)

--

--

KALORI KSBA
KALORI KSBA

Written by KALORI KSBA

KALORI atau KSBA Online Library adalah salah satu karya publikasi oleh para anggota Kelompok Studi Bahasa Asing (KSBA) Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.

No responses yet