FENOMENA BOCAH BAWA MOTOR: KEBANGGAAN ATAU KELALAIAN ORANGTUA?

KALORI KSBA
4 min readDec 4, 2021

--

By: Rizka Yoga Pradana Wibowo

Perkembangan zaman membuat berkembang pula pemikiran masyarakat, terutama dalam hal kebutuhan hidup. Masyarakat dapat melakukan kegiatan dengan mudah karena adanya berbagai sarana pemenuhan kebutuhan yang mudah didapat, seperti halnya sepeda motor yang digunakan untuk transportasi agar lebih cepat. Kita tahu bahwa Sepeda Motor merupakan alat transportasi paling popular dan mudah dijumpai di Indonesia. Saking populernya, tak sedikit dari mereka melakukan kegiatan melawan hukum yang salah satunya yakni melakukan pencurian terang-terangan.dan tak sedikit banyak juga di antara orang tua mengizinkan anak-anaknya yang di bawah umur untuk mengendarai sepeda motor di jalanan.

Fenomena ini menjadi problema sosial karena anak-anak tersebut berada di jalan umum. Kemudian masyarakat seakan-akan menjustifikasi atau membenarkan hal tersebut. Berbagai fenomena pengendara sepeda motor umumnya terjadi negara-negara berkembang. Hal ini dikarenakan kurang adanya fasilitas kendaraan umum yang memadai di negara tersebut. Di kawasan Asia Tenggara, setidaknya tercatat bahwa sepeda motor memiliki presentase sebanyak 50% dari total kendaraan yang terdaftar di Malaysia, Indonesia, Vietnam, Thailand dan Filipina dengan tertinggi di Vietnam pada 95%. Fakta tersebut menjadi bukti bahwasanya sepeda motor sangat digemari oleh penduduk di kawasan Asia Tenggara.

Sebaliknya, korban dari kecelakaan sepeda motor menjadi keprihatinan yang signifikan di negara-negara tersebut, di mana pengguna sepeda motor mewakili lebih dari setengah total kematian lalu lintas setiap tahunnya. Korban dari kecelakaan tersebut tidak hanya berasal dari orang dewasa, mirisnya juga didominasi oleh remaja usia 11–19 tahun. Hal ini menjadi bukti bahwa pengendara sepeda motor di bawah umur memiliki risiko cedera yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pengendara yang lebih tua.

Di Indonesia pada beberapa tahun terakhir, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh pengendara di bawah umur. Keterlibatan pelajar sebagai pengendara sepeda motor sangat bertentangan dengan UU RI Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 81 Ayat (2) yang menyatakan bahwa seseorang berhak memiliki SIM C pada usia paling rendah 17 tahun, sedangkan siswa SMP merupakan remaja awal yang rentang usianya antara 12–15 tahun. Tentunya, mereka belum berhak untuk mengendarai motor serta memiliki SIM C. Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa SMP yang mengendarai kenderaan bermotor, hal ini jelas melanggar hukum.

Dalam rentang 2015–2019, setidaknya tercatat lebih dari 139.000 anak menjadi pelaku kecelakaan lalu lintas, yaitu sekitar 16% dari jumlah total kecelakaan di Indonesia. Hal ini merupakan data yang sangat memprihatinkan.

Faktor Penyebab Maraknya Pengendara Motor Di Bawah Umur

Faktor pertama penyebab mereka menggunakan sepeda motor adalah orang tua atau pihak keluarga, karena pada dasarnya orang tualah yang memiliki wewenang untuk memfasilitasi motor kepada anaknya, baik itu untuk ke sekolah maupun untuk bermain, Hal ini dikarenakan kekurangpahaman pihak orang tua atau keluarga terhadap aturan dalam berkendara. Pihak orang tua memang tahu bagaimana seharusnya aturan berkendara, namun ternyata tidak dipatuhi dalam kehidupan sehari-hari

Faktor kedua dipengaruhi oleh efisiensi waktu yang digunakan. Hal ini dikarenakan jarak tempuh yang jauh akan mudah jika menggunakan motor. Bahkan penggunaan sepeda motor dianggap lebih ekonomis dibandingkan dengan menggunakan kendaraan umum

Faktor ketiga yang memengaruhi banyaknya pengendara sepeda motor di bawah umur adalah teman. Teman sebaya merupakan salah satu faktor yang memengaruhi seorang individu untuk melakukan perilaku yang menyimpang dalam masyarakat Seorang teman akan memengaruhi perilaku teman lainnya, apalagi pada siswa SMP yang secara mudah dapat terpengaruh dari teman-temannya. Bahkan terkadang seorang anak bisa menggunakan motor karena diajarkan oleh temannya. Oleh karena itu, teman sangat berpengaruh dalam peningkatan penggunaan motor di bawah umur.

Faktor keempat adalah gaya hidup. Gaya hidup juga memengaruhi maraknya penggunaan sepeda motor pada anak-anak. Kadang siswa yang tidak bisa mengendarai sepeda motor dianggap tidak gaul oleh temannya

Pengawasan orang tua dalam menyikapi fenomena pengendarai motor pada anak di bawah umur

Perilaku anak-anak di bawah umur tentunya tidak lepas dari bagaimana orang tua mengasuhnya karena sejatinya orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan perilaku anak. Keluarga merupakan unit terkecil dari lembaga-lembaga sosial. Dalam keluargalah anak pertama kali bersosialisasi dan mendapatkan pendidikan dari orang tuanya secara informal. Peran keluarga dalam pembentukan kepribadian ataupun perilaku anak itu sangatlah penting sebagai tempat utama atau pertama kali.

Alasan mengapa orang tua mengizinkan anaknya untuk mengendarai motor.

Alasan pertama, jarak rumah ke sekolah yang relatif jauh.

Alasan kedua, dengan mengendarai sepeda motor maka akan menghemat pengeluaran dan dianggap lebih ekonomis jika dibandingkan naik kendaraan umum

Alasan ketiga, melatih anak agar lebih mandiri.

Bagi orang tua yang mengizinkan anaknya mengendarai motor, mereka memiliki beberapa cara untuk selalu mengawasi anak-anak mereka, di antaranya adalah membatasi waktu dalam mengendarai motor, memberi batasan ke mana saja mereka bisa mengendarai motor, memberi uang saku yang sewajarnya agar mereka tidak dapat membeli bensin untuk bepergian yang lebih jauh dan selalu menasihati mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Marwantika, S. A., & Marwantika, A. I. (2020). Peran Pengawasan Orang Tua Terhadap Pengendara Motor di Bawah Umur. Asanka, 1(2), 76–91. https://ejournal.upi.edu/index.php/asanka/article/download/2200/1408

Nurlia, D. A., Komariah, S., & Waluya, B. (2017). Faktor-Faktor Penyebab Maraknya Pengendara Motor di Bawah Umur di Desa Rancamanyar Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Sosietas, 7(2), 381–385. https://ejournal.upi.edu/index.php/sosietas/article/download/10354/6404

--

--

KALORI KSBA
KALORI KSBA

Written by KALORI KSBA

KALORI atau KSBA Online Library adalah salah satu karya publikasi oleh para anggota Kelompok Studi Bahasa Asing (KSBA) Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.

No responses yet